News, Dampak Sosial, Filantropi

8 Jam Pakai APD, Bagaimana Nasib Tenaga Medis Perempuan yang Haid?

Demi merawat para pasien dan tetap menjaga keselamatan diri, para petugas medis perempuan tersebut harus mengenakan APD berupa hazmat suit selama satu shift atau lebih dari 8 jam bekerja. Selama shift kerja, selain tidak bisa makan, minum, buang air kecil, tim medis perempuan juga tidak bisa mengganti pembalut jika sedang haid, sebab APD tidak begitu saja bisa buka pakai.

Sementara, menurut keterangan dr Gladya Utami — relawan tenaga medis RSD Covid-19 Wisma Atlet — dari total tenaga medis yang terdiri dari dokter dan suster yang bertugas di RS Darurat Wisma Atlet, hampir 80 persen adalah perempuan. Karenanya tidak dipungkiri, menjadi tim medis perempuan penuh dengan tantangan.

“Sesama petugas medis harus saling menjaga saat sedang pemakaian ataupun pelepasan APD, setidaknya kami (tim medis, red) membutuhkan 20 hingga 30 menit untuk mengenakannya sebelum shift dimulai,” jelas dr Gladya.

Mengerti bagaimana kebutuhan perempuan saat haid, khususnya petugas medis yang tetap bekerja meskipun sedang dalam siklus menstruasi dan harus mengenakan APD,  PT Softex Indonesia tergerak untuk mengapresiasi Pahlawan Pandemi Perempuan  di RS Darurat Wisma Atlet.

Bertepatan dengan Hari Kartini 21 April 2020 lalu, sebanyak 10 ribu Softex Celana Menstruasi didonasikan oleh Softex Indonesia kepada tenaga medis perempuan di Wisma Atlet untuk digunakan oleh dokter, perawat, dan relawan yang kini berada digarda depan.

Saat dalam masa haid, para tenaga medis perempuan membutuhkan pembalut yang memiliki daya tampung ekstra agar tetap nyaman dan fokus dalam menangani pasien. Ekayani Go selaku Head of Marketing – Female Care PT Softex Indonesia mengatakan, “Dengan menggunakan Softex Celana Menstruasi, kami mengharapkan tenaga medis perempuan dapat bekerja lebih nyaman dan dapat berkonsentrasi dalam melayani pasien meskipun saat haid.” jelas Ekayani

Softex Celana Menstruasi merupakan inovasi dalam bentuk celana dengan daya tampung hingga 3x lebih banyak dari pembalut malam dan menggunakan bahan selembut kain. Penggunaannya semudah pakaian dalam biasa.

Bantuan ini diharapkan dapat meringankan sedikit beban para tenaga medis perempuan yang harus bertugas dalam keadaan haid, di mana mereka tidak leluasa membuka APD seperti hazmat untuk sekadar mengganti pembalut.